Selasa, 01 Januari 2013

Konser 'Sangkakala Djiwa', Mengingat Tuhan dalam Kebisingan

Bandung - Musik cadas, bukan berarti tak bisa mengiringi lantunan puja-puji kepada Tuhan. Terbukti dalam sebuah pertunjukan musik bertajuk "Djarum Coklat Xtraligi: Kidung Sufi Sangkakala Djiwa 12.12.12" yang dihelat di Gedung Sasana Budaya Ganesha, Rabu (12/12/2012) malam, berhasil menyuguhkan lagu-lagu bertema Ketuhanan dalam hentakkan melodi yang keras.

Ini bukan konser musik metal, bukan pula sebuah acara dakwah. Ini adalah sebuah persembahan diri seorang manusia kepada Tuhannya dalam sebuah pertunjukan kontemplatif.

Semerbak aroma dupa menemani langkah saat melintasi lorong-lorong menuju venue. Sayup-sayup dari sudut lorong, terdengar suara laki-laki melantunkan ayat suci Al-Quran, seolah menjembatani perjalanan spiritual yang akan dijalani sepenuhnya di dalam venue.

Tepat pukul 20.00 WIB, Candra Malik membuka 'Sangkakala Djiwa' dengan membacakan sebuah puisi. Disusul suara musik Tarawangsa yang mengiringi Budi Dalton dan komunitas Sunda Wiwitan dalam rajah 'Mantra Ruwat Bumi'. Sayup-sayup suara gemericik air mengiringi Budi merapal bait demi bait doa dalam bahasa Sunda dengan khidmat.

Matahari terbit muncul dari permainan multimedia di atas panggung, saat yang bersamaan, suara keyboard mengiringi seniman multitalenta Sujiwo Tedjo menempati singgasananya malam itu.

"Wong takon, wong sing tur kang angkoro, antarane riko aku iki," suara lantang Presiden Republik Jancuk mendendangkan bait bertama lagu bertajuk 'Pada Suatu Ketika (Titi Kolo Mongso) ini mengundang tepuk tangan penonton di Sabuga malam itu.

Sudjiwo Tedjo lengser, Karinding Attack dan Agung Burgerkil menduduki tahtanya. Tak lama berselang, Risa Saraswati membawakan tembang 'Bilur' yang mengisahkan pertaruhan nyawa seorang ibu demi anaknya. Suasana panggung dibuat muram. Seorang penari berpakaian biru yang tengah mengandung, meliuk-liukan tubuhnya. Beriringan dengan nada demi nada yang dihasilkan dari gitar akustik dan karinding, merinding!

Penonton dibawa tenggelam semakin larut dalam semesta sunyi dalam lagu 'Fana Selamanya'. Kali ini Candra Malik yang malam itu dibalut semi blazer hitam dan celana kulot warna senada, mendendangkannya bersama Risa dan Tri Utami.

Tuntas membawakan 'Fana Selamanya', intro tembang selanjutnya bertajuk 'Shiratal Mustaqim' dengan syahdu muncul dari tangan 'Vicky Burgerkill' yang menyentuh keyboard. Candra mengajak kedua vokalis band cadas, Vicky dan Man Jasad untuk berkolaborasi.

Tak se-garang biasanya, Vicky pun kembali diajak duet oleh Candra Malik dalam tembang 'Jiwa yang Tenang' yang merupakan salah satu lagu dari album 'Kidung Sufi' milik Candra. Menyusul tembang 'An Elegy' dibawakan Vicky bersama teman-teman Burgerkill.

Pertunjukan ini berlangsung nyaris tanpa jeda. Hampir semua perpindahan dari satu lagu ke lagu lainnya diselingi oleh puisi yang dibawakan Candra Malik. Begitupun yang terjadi sebelum rocker gaek Dody Katamsi naik panggung. Kemudian dua tembang 'Seluruh Nafas', 'Cinta Berdarah' dan 'Hasbunallah' dibawakan dalam sebuah sajian musik rock namun sarat akan rindu dan kepasrahan terhadap sang Pencipta.

Candra Malik sebagai tokoh utama malam itu tak banyak berdialog dengan penonton. Ia hanya berbicara melaui puisi-pusisi yang dibacakannya. Penampilan dari para artis pendukung juga memberi warna tersendiri dalam pertunjukan ini.

Tembang andalan Candra Malik 'Fatwa Rindu' tak luput dibawakan. Tiga orang penari sufi berpakaian serba putih dan topi coklat muda berputar-putar mengikuti alunan musik dari tembang tersebut.

Penantian penonton yang mayoritas fans grup band KOIL akhirnya terwujud. Tak lama Otong KOIL dan kawan-kawan muncul di atas panggung. Dua lagu andalan mereka 'Aku Lupa Aku Luka' dan 'Khayalan Dalam Dunia Fantasi' berhasil memanaskan suasana dan memacu adrenalin penonton yang sejak tadi dibuai tembang-tembang sufi.

Meski harus dipaksa puas dengan penampilan KOIL yang sangat singkat, tembang lawas milik Burgerkill 'Tiga Titik Hitam' berhasil kembali membuat penonton bernyanyi bersama Vicky yang menggandeng Risa Sarasvati sebagai teman duetnya. Secara maraton Burgerkill pun menanaskan suasana dengan nomor 'For Victory' dan 'Only The Strong'.

Kolaborasi terakhir disajikan Candra dengan Yuki Pas Band dan Tendostar. Tembang 'Kesepian Kita', 'Samudera Debu' dan 'Sifat 20' dilantunkan oleh keduanya. Singel perdana Tendostar band yang saat ini digeluti Yuki bertajuk 'Anak Kampung' juga tak luput dibawakan.

Selama tiga jam perhelatan yang dikemas apik oleh Atap Promotion ini berlangsung tertib. Sebuah tembang 'Syahadat Cinta', yang bercerita tentang penghargaan terhadap agama dan keyakinan setiap manusia menjadi lagu pamungkas malam itu. Semua pendukung acara naik ke atas panggung dan menyanyikan lagu ini bersama-sama. Sebuah pembuktian keragaman genre musik dan lirik dalam kerukunan dan harmoni memuja Tuhan.

Entri Populer